Hsi Belajar Tauhid 17 - At-Tathoyyur (Merasa sial dengan sesuatu)

 Alhamdulillah. Washolatu wasalamu 'ala rosulillaah. Wa'ala alihi washohbihi ajma'in.

*Hsi Belajar Tauhid 17 - At-Tathoyyur (Merasa sial dengan sesuatu)*

Selasa, 25/09/2018
At-Tathoyyur adalah merasa akan bernasib sial karena melihat atau mendengar kejadian tertentu. Seperti melihat tabrakan atau orang berkelahi atau yg lainnya sehingga membuat dia tidak jadi melaksanakan hajatnya seperti berdagang, berpergian, dll.

At-Tathoyyur adalah termasuk syirik kecil apabila perasaan tersebut diikuti.
Rasulullah Saw bersabda:
_"Barangsiapa yg at-thiyaroh menyebabkan dia tidak jadi melaksanakan hajatnya maka dia telah berbuat syirik." [HR. Ahmad dan dishohihkan oleh syaikh Al-Albani rahimahullah]_

Perasaan ini sebenarnya tidak akan mempengaruhi takdir. Sebagaimana hal ini dinafikan dan diingkari oleh Nabi Saw. Beliau bersabda:
_"Dan tidak ada tiyaroh". [HR. Al-Bukhari dan Muslim]_

Maksudnya, tiyaroh ini adalah hanya perasaan saja yg tidak akan berpengaruh terhadap takdir Allah. 
Oleh karena itu seorang muslim tidak boleh mengikuti was-was syaithon ini, dan hendaknya dia memiliki keyakinan kuat bahwa semua yg terjadi di permukaan Bumi berupa kebaikan dan keburukan adalah dengan takdir Allah Swt semata.

Seorang mukmin hendaknya yakin, bahwa tidak ada yg  mendatangkan kebaikan kecuali Allah Swt dan melindungi dari keburukan kecuali Allah Swt.

Hanya bertawakal kepada Allah Swt semata dan berbaik sangka hanya kepada Allah.

Apabila datang perasaan was-was tersebut maka hendaknya segera dihilangkan dengan tawakal dan tetaplah dia melaksanakan hajatnya. Apa yg terjadi setelah itu adalah takdir Allah Swt semata.

Adapun *at-tafaul* maka diperbolehkan di dalam agama kita Islam.
Tafaul artinya berbaik sangka kepada Allah Swt karena mendengar sesuatu. 
Dahulu Rasulullah Saw sering bertafaul, seperti ketika terjadi perjanjian Hudaibiyah. Utusan Quroisy saat itu bernama Sahl (bentuk pengecilan dari sahil yg artinya mudah), maka beliaupun berbaik sangka kepada Allah Swt bahwa perjanjian ini akan membawa kemudahan dan kebaikan bagi umat Islam. Maka benarlah persangkaan beliau Saw.
Allah Swt setelah itu (yaitu setelah perjanjian Hudaibiyah) membuka pintu-pintu kemudahan bagi umat Islam.

Wassalaamu'alaikum warohmatulloohi wabarokaatuh.

DR. Abdullah Roy.
Di kota Al-Madinah.

Komentar