Tadabbur Ayat Al-Quran Al-Ahqaf: 29-32 Bagian Pertama
🌐 WAG Dirosah Islamiyah
Dewan Fatwa Perhimpunan Al-Irsyad
▪🗓 JUM’AT
| 11 Ramadhan 1442 H
| 23 April 2021 M
🎙 Oleh: Ustadz Nafi' Zainuddin, Lc., M.H.I. حفظه الله تعالى
📕 Kajian Tematik Ramadhan 1442H
🔈 Audio ke-11
📖 Tadabbur Ayat Al-Quran Al-Ahqaf: 29-32 Bagian Pertama
~•~•~•~•~
بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره, ونعوذ بالله من شرور أنفسنا وسيئات أعمالنا من يهده الله فلا مضل له, ومن يضلله فلا هادي له, وأشهد ألا إله إلا الله وحده لا شريك له, وأشهد أن محمدا عبده ورسوله و صلاة و السلام على رسوله وعلى آله وأصحابه ومن تبع بهداه إلى يوم نلقاه
Syari'at Allāh Subhānahu wa Ta’āla teruntuk bagi yang Allāh Subhānahu wa Ta’āla sebutkan di dalam Al-Qur'an Al-Karim:
وَمَا خَلَقْتُ ٱلْجِنَّ وَٱلْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
"Dan tidaklah aku ciptakan jin dan manusia, kecuali untuk beribadah kepada-Ku.” [QS Adz-Dzāriyyāt: 56]
Selain manusia Allāh Subhānahu wa Ta'ala menjadikan jin (bagian dari makhluk-makhluk Allāh Subhānahu wa Ta’āla) yang terkena beban syari'at.
Wallahu ta'ala a'lam.
Pada asalnya sebagaimana yang telah dijelaskan oleh para ulama, bahwa beban syari'at untuk mereka (jin) sama dengan beban syari'at untuk manusia. Seandainya ada perbedaan, maka bisa jadi ada kekhususan.
Namun kita tidak mengetahui kecuali apa yang telah disampaikan kepada kita, baik berita dari Al-Qur'an maupun berita dari Sunnah Nabi shallallahu 'alayhi wa sallam.
Sebagian dari cerita dakwah Rasulullah shallallahu 'alayhi wa sallam kepada mereka (jin) ada di dalam Al-Qur'an dan juga di dalam Sunnah Nabi shallallahu 'alayhi wa sallam.
Syaikh Abdurrahman As-Sa'di rahimahullahu ta'ala menyebutkan, bahwa di antara hikmah Allāh Subhānahu wa Ta’āla menjadikan segolongan jin beriman kepada Rasulullah shallallahu 'alayhi wa sallam, dan merekalah yang kemudian menyebarkan dakwah di kalangan kaum mereka (jin).
Adapun beberapa pelajaran yang berkaitan dengan itu, berlaku juga untuk kita sebagai manusia. Sebagaimana Allāh Subhānahu wa Ta’āla (misalnya) menceritakan tentang adab mereka ketika mendengar dan menyimak Al-Qur'an.
Khususnya kita di bulan Ramadhan, sedang dekat dengan Al-Qur'an dan semoga selalu dekat dengan Al-Qur'an.
Kita perlu mengetahui adab terhadap Al-Qur'an. Al-Qur'an dibaca juga dipahami. Kemudian setiap orang membawa Al-Qur'an sesuai dengan kemampuannya.
Rasulullah shallallahu 'alayhi wa sallam mengatakan:
بَلِّغُوا عَنِّي وَلَوْ آيَةً
"Sampaikanlah dariku walaupun hanya satu ayat.”
(Hadīts shahīh riwayat Al-Bukhāri 3461)
Kali ini mari kita membaca surat Al-Ahqāf ayat 29 hingga 32.
Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman:
وَإِذۡ صَرَفۡنَآ إِلَيۡكَ نَفَرٗا مِّنَ ٱلۡجِنِّ يَسۡتَمِعُونَ ٱلۡقُرۡءَانَ فَلَمَّا حَضَرُوهُ قَالُوٓاْ أَنصِتُواْۖ فَلَمَّا قُضِيَ وَلَّوۡاْ إِلَىٰ قَوۡمِهِم مُّنذِرِينَ ۞ قَالُواْ يَٰقَوۡمَنَآ إِنَّا سَمِعۡنَا كِتَٰبًا أُنزِلَ مِنۢ بَعۡدِ مُوسَىٰ مُصَدِّقٗا لِّمَا بَيۡنَ يَدَيۡهِ يَهۡدِيٓ إِلَى ٱلۡحَقِّ وَإِلَىٰ طَرِيقٖ مُّسۡتَقِيمٖ ۞ يَٰقَوۡمَنَآ أَجِيبُواْ دَاعِيَ ٱللَّهِ وَءَامِنُواْ بِهِۦ يَغۡفِرۡ لَكُم مِّن ذُنُوبِكُمۡ وَيُجِرۡكُم مِّنۡ عَذَابٍ أَلِيمٖ ۞ وَمَن لَّا يُجِبۡ دَاعِيَ ٱللَّهِ فَلَيۡسَ بِمُعۡجِزٖ فِي ٱلۡأَرۡضِ وَلَيۡسَ لَهُۥ مِن دُونِهِۦٓ أَوۡلِيَآءُۚ أُوْلَٰٓئِكَ فِي ضَلَٰلٖ مُّبِينٍ ۞
[QS Al-Ahqāf: 29-32]
وَإِذۡ صَرَفۡنَآ إِلَيۡكَ نَفَرٗا مِّنَ ٱلۡجِنِّ
Dan tatkala Kami hadapkan kepadamu wahai Muhammad sekelompok jin.
Sebagian ulama menjelaskan bahwasanya نَفَرٗا (artinya) jumlah yang paling banyak adalah empat puluh dan jumlah yang paling sedikit adalah tiga. Mereka (jin) hadir mendengarkan Nabi shallallahu 'alayhi wa sallam,
يَسۡتَمِعُونَ ٱلۡقُرۡءَانَ
Yaitu mendengarkan AL-Quran.
فَلَمَّا حَضَرُوهُ قَالُوٓاْ أَنصِتُواْۖ
Tatkala mereka hadir dihadapannya, mereka mengatakan, "Diamlah!"
⇒ Inshat (إنْصَت) mendengar dan memperhatikan.
فَلَمَّا قُضِيَ وَلَّوۡاْ إِلَىٰ قَوۡمِهِم مُّنذِرِينَ
Ketika telah selesai, mereka kembali kepada kaumnya sebagai para pembawa peringatan.
قَالُواْ يَٰقَوۡمَنَآ إِنَّا سَمِعۡنَا كِتَٰبًا أُنزِلَ مِنۢ بَعۡدِ مُوسَىٰ
Mereka mengatakan, "Wahai kaumku, kami mendengarkan kitab yang diturunkan setelah Musa”.
مُصَدِّقٗا لِّمَا بَيۡنَ يَدَيۡهِ
“Yang membenarkan yang dihadapannya yaitu kitab yang diturunkan sebelumnya.”
يَهۡدِيٓ إِلَى ٱلۡحَقِّ وَإِلَىٰ طَرِيقٖ مُّسۡتَقِيمٖ
“Menunjukkan kepada kebenaran dan jalan yang lurus”
يَٰقَوۡمَنَآ أَجِيبُواْ دَاعِيَ ٱللَّهِ وَءَامِنُواْ بِهِۦ
“Wahai kaum kami, penuhilah panggilan kepada Allāh dan berimanlah kepada nya (kepada apa-apa yang dibawa oleh Rasulullah shallallahu 'alayhi wa sallam)!
يَغۡفِرۡ لَكُم مِّن ذُنُوبِكُمۡ وَيُجِرۡكُم مِّنۡ عَذَابٍ أَلِيمٖ
Semoga Allāh mengampuni dosa-dosa kalian, dan menyelamatkan kalian dari adzab yang pedih.
وَمَن لَّا يُجِبۡ دَاعِيَ ٱللَّهِ فَلَيۡسَ بِمُعۡجِزٖ فِي ٱلۡأَرۡضِ
“Dan barangsiapa yang tidak memenuhi panggilan (seruan Allāh) tidak mengikuti Rasulullah, maka dia tidak mungkin melepaskan diri di muka bumi ini.”
وَلَيۡسَ لَهُۥ مِن دُونِهِ أَوۡلِيَآءُۚ
“Dan tidak ada penolong bagi mereka selain Allāh Subhānahu wa Ta’āla bagi mereka.”
أُوْلَٰٓئِكَ فِي ضَلَٰلٖ مُّبِينٍ
“Mereka orang-orang yang tidak mau memenuhi panggilan Allāh dan seruan Rasulullah shallallahu 'alayhi wa sallam, mereka berada di dalam kesesatan yang nyata.”
Al-Qur'an Al-Karim, petunjuk bagi jin juga manusia, mempunyai tugas yang sama, sehingga Allāh Subhanahu wa Ta'ala menyebutkan di dalam surat Ar-Rahman:
فَبِأَيِّ ءَالَآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
"Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?” [QS Ar-Rahman: 13]
Tidak hanya kita (manusia), ada bagian yang lain, ada jin yang diminta untuk melaksanakan syari'at Allāh Subhānahu wa Ta’āla, dan akan diminta pertanggungjawaban kelak dihadapan Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
Di antara pelajaran yang kita ambil dari surat Al-Ahqāf ini adalah adab mereka di dalam mendengarkan kalam Allāh Subhānahu wa Ta’āla. Tatkala mereka berada dihadapan Rasulullah shallallahu 'alayhi wa sallam.
Dan menurut beberapa riwayat, kejadian ini saat mereka berada di Mekkah karena ada juga kejadian saat mereka berada di Madinah. Yang jelas bahwasanya Allāh Subhānahu wa Ta’āla mensifati bagaimana mereka (jin) tatkala mereka berada di hadapan Al-Qur'an Al-Karim (tatkala Al-Qur'an sedang dibacakan).
فَلَمَّا حَضَرُوهُ قَالُوٓاْ أَنصِتُواْ
Tatkala mereka hadir dengan bacaan Al-Qur'an tersebut mereka melakukan إنصت (mereka diam dan memperhatikan).
Apabila dibacakan kepada kita Al-Qur'an Al-Karim, maka kita diam dan mendengarkan. Ketika dibacakan artinya kita diminta untuk mendengarkan. Maka salah satu di antara hal terpenting adalah الإنصت agar kita bisa mengambil hikmah.
Agar bacaan itu bisa masuk ke dalam alam pikir kita (alam hati kita) dan tuntutan perubahan dengan ayat-ayat tersebut dan menjadi proses yang ada di dalam diri manusia.
Maka harus ada yang namanya الإنصت . Mereka إنصت (mereka benar-benar mendengarkan) kemudian Allāh Subhānahu wa Ta’āla memberikan petunjuk kepada mereka dan mereka mendapatkan manfaat.
Demikian semoga Allāh Subhānahu wa Ta’āla memberikan manfaat.
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد إن لا إله إلا أنت استغفرك وأتوب إليك
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
•┈┈┈•◈◉◉◈•┈┈┈•
Komentar
Posting Komentar