Bai'at Aqabah Kedua (Bai'at Kubro)

Bai'at Aqabah Kedua (Bai'at Kubro)


Flash back ke belakang bahwa pada musim haji tahun ke 11 kenabian ada enam orang kaum intelek Yatsrib telah masuk Islam dan berjanji kepada Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam untuk menyampaikan risalah beliau kepada kaum mereka.

Dari hasil itu, ternyata pada musim haji berikutnya yaitu tahun ke 12 kenabian tepatnya bulan Juli tahun 621M datanglah 12 orang laki-laki. Mereka bertemu dengan Rasulullah di sisi bukit 'Aqabah di Mina.

Dan pada musim haji tahun ke 13 kenabian bulan Juni tahun 622M datanglah sebanyak lebih dari 70 orang kaum Muslimin dari Yatsrib/Madinah untuk menunaikan manasik haji. Mereka datang bersama rombongan para jamaah haji dari kaum mereka yang masih Musyrik.

Tatkala tiba di Makkah, terjadilah kontak rahasia antara mereka dengan Rasulullah shallallahu'alaihiwasallam yang menghasilkan kesepakatan di antara kedua belah pihak untuk berkumpul pada pertengahan hari-hari Tasyrik di celah yang terletak di sisi 'Aqabah, tempat dimana terdapat Al-Jumrah Al-Ula di Mina. Pertemuan tersebut akan dilaksanakan dalam suasana yang sangat rahasia ditengah kegelapam malam.

Yang menceritakan kejadian Bai'at 'Aqabah Kedua ini adalah salah seorang pemimpinKaum Anshar sendiri yaitu Ka'ab bin Malik Al-Anshari Radhiallahu'anhu. Beliau berkata bahwa jumlah laki-laki 73 orang dan perempuan 2 orang yaitu Nasibah binti Ka'ab (Ummu 'Ammar) dari Kabilah Bani Mazin bin An-Najjar dan Asma' binti 'Amr (Ummu Mani') dari Bani Salamah.

Rasulullah datang bersama Al-Abbas bin 'Abdul Muthallib yang ketika itu masih memeluk agama kaumnya akan tetapi ingin menghadiri urusan kepokannya dan meyakinkan kondisinya. Dalam pertemuan itu dialah orang yang pertama berbicara.

Al-Abbas bin Abdul Muthallib berkata, "Wahai kaum Kazraj! (Orang-orang Arab menamakan kaum Anshar dengan Kazraj baik suku Kazraj maupun suku Aus). Sesungguhnya Muhammad bagian dari kami sebagaimana yang kalian ketahui dan sungguh kami telah melindunginya dari ancaman kaum kami yang satu pandangan dengan kami, dia sangat terhormat di tengah kaumnya dan terlindungi di negerinya, akan tetapi dia lebih memilih untuk bergabung dengan kalian dan pindah ke negeri kalian. Jika kalian yakin bahwa kalian dapat memenuhi apa yang kalian tawarkan kepadanya dan dapat melindunginya dari orang yang menentangnya maka itu adalah hak kalian, berikut resiko yang harus ditanggung. Namun jika kalian justru akan menyerahkan dirinya dan menghinakannya setelah kalian membawanya serta ke negeri kalian maka dari sekarang tinggalkanlah dia karena sesungguhnya dia dalam keadaan terhormat ditengah kaumnya dan terlindungi di dalam negerinya."

Ka'ab berkata, "Lalu kami berkata kepadanya, 'Kami telah dengar apa yang telah emgkau utarakan maka berbicaralah wahai Rasulullah! Ambillah (sumpah setia dari kami) untuk dirimu dan Rabbmu apa yang engkau sukai.'"

Jawaban ini menunjukkan sikap tegas mereka (Kaum Anshar) yang telah memiliki tekad bulat, keberanian, iman dan keikhlasan di dalam mengemban tanggungjawab yang besar ini, sekaligus dampak-dampaknya yang serius.


Point-point Bai'at:

Imam Ahmad telah meriwayatkan dari Jabir point-point Bai'at secara rinci. Jabir berkata, "Kami berkata kepada Rasulullah, 'Wahai Rasulullah! Untuk hal apa kami membai'atmu?' Beliau bersabda,

1. Untuk mendengarkan dan taat (loyal) di dalam kondisi semangat maupun malas.

2. Untuk berinfak di dalam masa sulit maupun mudah.

3. Untuk berbuat amar ma'ruf dan nahi mungkar.

4. Untuk senantiasa tegak di jalan Allah tanpa memperdulikan celaan orang selama dilakukan di jalan Allah.

5. Untuk membelaku manakala aku datang kepada kalian dan melindungiku sebagaimana kalian melindungi diri kalian sendiri, istri-istri dan anak-anak kalian."

Jika hal ini kalian lakukan maka Surgalah sebagai imbalan bagi kalian.


Dan seterusnya..

Setelah Bai'at rampung, Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam meminta agar dipilih 12 orang pemimpin yang tugasnya memimpin kaumnya dan mewakili mereka dalam mengemban tanggungjawab atas pelaksanaan point-point Bai'at tersebut.

A. Para pemimpin terpilih dari suku Kazraj:

1. As'ad bin Zurarah bin 'Ads.

2. Sa'ad bin Ar-Rabi' bin 'Amr.

3. 'Abdullah bin Rawahah bin Tsa'labah.

4. Rafi' bin Malik bin Al-'Ajlan.

5. Al-Barra' bin Ma'rur bin Shakhr.

6. 'Abdullah bin 'Amr bin Haram.

7. 'Ubadah bin Ash-Shamit bin Qais.

8. Sa'ad bin 'Ubadah bin Dulaim.

9. Al-Mundzir bin 'Amr bin Khunais.


B. Para pemimpin terpilih dari suku Aus:

1. Usaid bin Hudhair bin Sammak.

2. Sa'ad bin Khaitsamah bin Al-Harits.

3. Rifa'ah bin 'Abdul Mundzir bin Zubair.


Rasulullah Shallahu'alaihiwasallam mengambil janji lain terhadap para pemimpin pilihan yang diserahi tanggungjawab dan berkata, "Kalian bertanggungjawab atas kaum kalian sebagaimana pertanggungjawaban kaum Hawariyin kepada 'Isa bin Maryam Alaihisallam. Sedangkan aku adalah penanggungjawab bagi kaumku (yakni kaum Muslimin)".

Mereka berkata, "Kami bersedia."

Setelah perjanjian rampung dan para peserta hampir saja akan perpencar, salah satu setan menyingkapnya dengan berdiri dipuncak bukit seraya berteriak dengan suara yang tidak pernah terdengar sekencang itu, "Wahai penghuni rumah-rumah! Apakah kalian ingin mengetahui Muhammad dan para penganut agama baru yang bersamanya? Sungguh mereka telah berkumpjl untuk memerangi kalian."  Namun penyingkapan ini tidak berhasil.

Nama setan tersebut adalah Azabbul 'Aqabah.

Ketika mendengar suara setan tersebut, Al-Abbas bin 'Ubadah bin Nadhlah berkata, "Demi Zat Yang mengutusmu dengan kebenaran, jika engkau menghendaki maka kami besok akan menggempur penduduk Mina dengan pedang-pedang kami ini." Lantas Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda, "Kita belum diperintahkan demikian, akan tetapi kembalilah kalian ke barak masing-masing." Lantas merekapun kembali dan tidur hingga pagi hari.

Sumber:

Kitab karangan Syaikh Syafiyurrahman Al-Mubarakfury:

Perjalanan Hidup Rasul yang Agung Muhammad Shallallaahu'alaihiwasallam Dari Kelahiran Hingga Detik-Detik Terakhir.




Komentar