Permintaan Hamba untuk menjadi Muslim dan Salafy

Permintaan Hamba untuk menjadi Muslim dan Salafy.


Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Saudaraku kaum muslimin. Sadar atau tidak maka kita sebenarnya meminta berkali kali kepada Allah Subhanahuwata'ala agar menjadi seorang Salafy.


Loh kok gitu?

Iya benar wahai saudaraku. Hanya saja kita tidak sadar dan tidak mengilmui dan meresapi 2 ayat terakhir surah Al-Fatihah yang kita baca terus menerus ketika sholat wajib atau sholat sunnah.


Bukankah 2 ayat tersebut ada 3 permintaan yang kita sampaikan langsung kepada Allah Subhanahuwata'ala sebagai berikut?

1. Ihdinashshirootholmustaqiim.
اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ (6)
 

Artinya:

"Tunjukilah kami jalan yang lurus".


Para ulama ahli tafsir mengatakan:

"Permohonan kepada Allah agar diri kita dan saudara kita semuslim lain diberi petunjuk kepada jalan yang lurus berupa Dinul Islam yang shahih yang terbebas dari tambahan dan kekurangan, agama yang bersih dari bid'ah dan khurofat."


2. Shirootholladzina an'amta 'alaihim.
صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ
 

Artinya:

"Yaitu Jalan orang orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka".


Maka Allah sendiri yang menafsirkannya dalam firmanNya yaitu merekalah yang dikatakan dalam Surah An-Nisaa ayat 69-70.
Merekalah para Nabi, Shiddiqiin, Syuhadaa, Sholihin.

(maka seutama utama Nabi adalah Rasululloh Shollolloohu'alaihiwasallam, seutama utama Shiddiq maka dialah Abu Bakar Shiddiq, seutama utama Syuhada maka dialah Umar bin Khottob, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib kemudian sahabat secara umum radhialloohu'anhum, seutama utama sholihin maka merekalah yang beramal sholeh sebagaimana Rasulullah dan Sahabat beramal sholeh).

Merekalah Rasulullooh dan Sahabatnya.

Merekalah Salafusshooleh.

Merekalah yang telah berilmu syar'i dan beramal sholeh.

Itulah manhaj Salaf.

3. Ghoiril maghdhuu bi'alaihim waladhdhooolliin.
غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ
 

Artinya:

"Bukan jalan mereka yang Engkau murkai dan bukan jalan mereka yang sesat".


Allah sendiri yang menafsirkan ayat ini dalam firmanNya yakni mereka yang dikatakan dalam Surah Al-Maidah ayat 60 dan 70.
Para ulama tafsir mengatakan:

Bukan jalan mereka yang dimurkai, yaitu mereka yang berilmu tetapi tidak mengamalkannya dan bukan pula jalan mereka yang sesat, yaitu mereka yang beramal tanpa ilmu.



Kesimpulan:
Point 1 di atas kita minta kepada Allah petunjuk Islam untuk diri sendiri dan untuk saudara kita muslim yang lain. Alangkah indahnya muslim, mereka saling mendoakan satu sama lain di dalam sholat.
Point 2 di atas isbat/penetapan agar diberi petunjuk seperti manhaj Rasulullooh dan Sahabatnya. Itulah MANHAJ SALAF.
Point 3 di atas nafi/pengingkaran kita agar tidak seperti orang yang dimurkai dan orang yang sesat.

Namun kenyataannya lain dibibir lain dihati.

Kita minta berkali kali setiap sholat dan sudah dikasih oleh Allah malah ditolak.


Bukankah pada hari ini kita menyaksikan Allah berkehendak ilhamkan kepada saudara kita muslim salafaiyiin ilmu yang benar sehingga mereka mendakwahkan kebenaran jalan yang lurus ini kepada kita namun kita tolak? Malah kita memilih jakan lain yakni jalan point 3?


Bukankah kita menyaksikan sendiri dakwah salafiyiin di musuhi dan diusir dari masjid masjid agar tidak bisa berdakwah? Padahal kita membutuhkan dakwah mereka. Padahal kita ucapkan dan kita minta dakwah mereka setiap kali sholat kepada Allah. Kemudian setelah diberi sama Allah justru malah kita tolak dan kita musuhi.
Ke priben toh? Lain di bibir lain di hati.

Kita minta kepada Allah point 2 namun hati menolak dan memilih point 3. Alangkah meruginya kita jika demikian di dunia dan kelak di akhirat.



Bahkan malah kita musuhi dan kita fitnah dan kita beri gelar yg jelek seperti wahabi, dll kepada orang orang yang Insya Allah istoqomah di atas point 2 di atas.

Lain di bibir lain di hati, ini apa namanya yah?


Maka dari itu, mari sama sama kita introspeksi diri kita dengan Surah Al-Fatihah.
Berapa persentase kejujuran dari ucapan/permintaan kita ketika sholat?

Mari belajar dan mempelajari Islam dengan benar dan dari sumber yang benar. Karena tidaklah kita menolak point 2 dan menerima point 3 kecuali karena kejahilan/kebodohan kita terhadap Dinul Islam yang shahih dan bersih. Dan sebab lain adalah karena kita salah memilih teladan atau guru atau teman. Maka mari kita belajar Dinul Islam dari sumber yang benar dan pemahaman yang benar.


Darimana kita tau sumber dan pemahamannya benar atau tidak?

Gampang wahai saudara!

Sudah ada di surah Al-Fatihah tersebut.

Sumber yang benar adalah point 2 di atas dan mari mendekat kepada mereka ini dan kita support dan jangan malas. "Laukaana khoiron lasabakuuna ilaihi - Kalau sekirannya perbuatan itu baik tentulah para sahabat telah mendahului kita dalam mengamalkannya."


Sumber yang gak benar adalah point 3 di atas dan mari tinggalkan mereka ini dan jangan di support dan jangan ambil resiko.


Demikian wahai saudaraku kaum muslimin.

Semoga Allah memberikan taufik dan hidayahNya kepada kita yang jujur dan bersungguh sungguh ingin mencari kebenaran dan kebahagiaan di dunia dan di akhirat.


Mohon maaf jika ada kesalahan karena ini hanyalah nasehat untukku dan ahliku dan untuk orang orang yang ingin mengambilnya sebagai nasehat.


Allaahu'alam.

Barokalloohufiikum.

Wassalamu'alaikum.

Komentar