Keluarga Besar Nabi - Hasyim

Keluarga Besar Nabi - Hasyim

Al-Usrah an-Nabawiyyah (Keluarga Besar Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam) lebih dikenal dengan sebutan al-Usrah al-Hasyimiyyah (dinisbatkan kepada kakek beliau, Hasyim bin 'Abdu Manaf), oleh karenanya kita sedikit akan menyinggung tentang kondisi Hasyim ini dan orang-orang setelahnya:

1. Hasyim

Sebagaimana telah kita singgung bahwa Hasyimlah orang yang bertindak sebagai penanggung jawab atas penyediaan air minum (sigâyah) dan penyediaan makanan (rifâdah) (untuk jama'ah haji] dari keluarga Bani 'Abdi Manaf ketika terjadi kompromi antara Bani 'Abdi Manaf dan Bani 'Abdid Dar dalam masalah pembagian wewenang antar kedua belah pihak.

Hasyim dikenal sebagai orang yang hidup berkecukupan dan bangsawan besar. Dialah orang pertama yang menyediakan ats-tsarid (semacam roti yang diremuk dan disiram kuah. Ini merupakan makanan paling mewah di kalangan mereka.-penj.) kepada para jema'ah haji di Mekkah.

Nama aslinya adalah 'Amr, adapun kenapa dia dinamakan Hasyim, hal ini dikarenakan pekerjaannya yang meremuk-remukan roti tersebut (sesuai dengan arti kata "Hasyim” dalam Bahasa Arabnya-penj.).

Dia jugalah orang pertama yang membuat tradisi melakukan dua perjalanan niaga bagi kaum Quraisy, yaitu: rihlatus syita (perjalanan niaga di musim dingin ke wilayah Syam-penj.) dan rihlatush shaif (perjalanan niaga di musim panas ke wilayah Yaman, kedua perjalanan tersebut disebutkan di dalam surat Quraisy-penj.). 

Berkenaan dengan hal ini, seorang penyair bersenandung: 

        'Amrlah orang yang menghidangkan tsarid kepada kaumnya.
        Kaum di Mekkah yang ditimpa kurang hujan dan paceklik
Olehnyalah pencanangan tradisi dua perjalanan niaga
Perjalanan niaga di musim dingin dan di musim panas

Di antara kisah tentang dirinya; suatu hari dia pergi berniaga ke kota Syam, namun ketika tiba di Madinah dia menikah dengan Salma binti 'Amr, salah seorang putri Bani 'Adiy bin an-Najjar. Dia tinggal bersama istrinya untuk beberapa waktu kemudian berangkat ke negeri Syam -sementara istrinya ditinggalkan bersama keluarganya dan sedang mengandung "Abdul Muththalib di dalam perutnya.

Hâsyim akhirnya meninggal di Ghaza, salah satu kawasan di Palestina. Istrinya, Salma melahirkan putranya, 'Abdul Muththalib pada tahun 497 M. Ibunya menamakannya Syaibah (yang berarti uban. penj.) karena tumbuhnya uban di kepalanya. Salma mendidik anaknya di rumah ayahnya (Amr) di Yatsrib sedangkan keluarganya yang di Mekkah tidak seorang pun dari mereka yang mengetahui perihal dirinya. Hasyim mempunyai empat orang putra dan lima orang putri. Keempat putranya tersebut adalah Asad, Abu Shaifi, Nadhlah dan 'Abdul Muththalib. Sedangkan kelima putrinya adalah asy-Syifa', Khâlidah, Dha'ifah, Ruqayyah dan Jannah. 2


1 Ibnu Hisyam, Op.cit., I/137, 157, demikian juga di dalam kitab ar-Rawdhul Unuf.
2 Ibid., h. 107

[Sumber]
Halaman 61-62:
Kitab "Perjalanan Hidup Rasul yang Agung dari Kelahiran Hingga Detik-Detik Terakhir". Karya Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfury dengan judul asli Ar-Rahiq Al-Makhtum.

Komentar